Puisi Malam (Tentang Keheningan Rantau Seusai Senja)
Assalamualaikum. Anyeong Yorobun, Joneun Chidory imnida and Iam back. Hallo sahabat pembaca dory in here again and again. Jadi untuk post kali ini. Dory lagi lagi mau berbagi sebuah puisi karya dory. Puisi ini bertemakan anak rantau yang ada di kampung orang.
Anak rantau biasanya gak segampang yang kita kira yah. Mahasiswa aja yang kuliah di daerah orang kadang mengalami kesulitan. Apalagi mereka yang merantau untuk mencari sesuap nasi. Nah semoga puisi ini berkenan di hati teman-teman yang sedang berjuang di rantauan.
"Tentang Keheningan Rantau Seusai Senja"
Sang Rantau
Akil baliq dalam keheningan
Merindu kampung halaman
Berpijak di tanah orang
Sendiri dalam setiap langkah
Peluh langkahnya
Begitu sesak
Seperti tak berdetak
Adakah ?
Suramkah ?
Bahagiakah ?
Di depan sana ?
Ingin pulang
Tersedu dalam tangisan
Menatap malam
Penuh bintang
Di langit sana
Begitu ramai
Sinar itu...
Seakan ada candatawa
Di atas sana.
Sedang si rantau
Sendiri, tersudut
Dalam remangnya cahaya
Bulan malam berbisik
Jangan menangis . "Katanya"
Rantau tak butuh tangismu
"Katanya"
Pijakan mu di sini
tanda kamu kuat
"Katanya lagi"
Tidak kuat ?
Pulanglah. Tempatmu bukan di sini
"Dan katanya, sekali lagi"
Terenyuh dalam pedih
Malu pada bulan
Yang sendiri
Selalu bersinar setiap malam
Tapi tak pernah mengeluh.
Sekian dulu dari dory, semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Wr.Wb
Post a Comment for "Puisi Malam (Tentang Keheningan Rantau Seusai Senja)"